Senin, 16 Maret 2015

Little Note : Pramuka terbukti mampu menjadi 'tameng' bagi generasi muda di masa depan!

Pramuka. Ya, mungkin perasaan yang pertama kali terbersit dalam pikiran kita ketika mendengar kata tersebut adalah 'Hallah, pramuka ndeso!' 'Aduhh, kegiatan kuno..' 'Pramuka mek gitu-gitu thok' dan lain sebagainya. Lalu, seberapa benarkah paradigma tersebut jika dilihat dari 'kacamata logika'? Kali ini kita akan berpikir sejenak, benarkah statement-statement yang beredar luas tersebut? 

Di zaman yang se-modern dan semaju ini, hampir semua aspek dari aspek kehidupan mulai mengalami beberapa perubahan dan perkembangan yang cukup pesat. Ambil contoh, telepon rumah yang telah menjelma menjadi smartphone, mesin ketik klasik yang telah dimodifikasi menjadi laptop, tungku api yang sudah tergantikan oleh si minimalis microwave/oven, dan masih banyak lagi. Dan, tak terkecuali Pramuka pun juga telah mengalami beberapa kemajuan positif di bidangnya, bahkan bisa dibilang cukup pesat.

Tuntutan zaman globalisasi yang modern memang juga berpengaruh pada setiap aspek pendidikan dan budaya suatu negeri. Pramuka telah mengalami revolusi menuju ke arah positif dan tak dapat terelakkan bahwa Pramuka pada UU (undang-undang) disebut juga sebagai 'komponen cadangan negara' yang artinya Pramuka juga termasuk golongan yang bisa turut andil dalam usaha pembelaan negara kesatuan Republik Indonesia tercinta ini.



Didalam gerakan Kepramukaan, dikenal juga Saka (Satuan Karya). Saka sendiri ialah wadah yang sengaja dibuat sebagai ajang berkreasi dan berkarya bagi setiap anggota Gerakan Pramuka. Melalui Saka, mereka dapat menyalurkan bakat dan hobinya yang bisa dibilang non-Pramuka. Misalkan saja, mereka yang suka berpetualang di alam bisa bergabung dengan Saka Wanabakti, mereka yang suka bermain-main dengan laut dapat bergabung dengan Saka Bahari, untuk yang pernah bercita-cita menajdi polisi juga bisa bergabung dengan Saka Bhayangkara mulai sedari dini, dan masih banyak lagi.

Kegiatan serta jadwal kegiatan Kepramukaan juga bisa dibilang telah mengalami sedikit 'reshuffle' , yang berarti telah mengalami banyak sekali perombakan dan perubahan (tentunya ke arah yang lebih baik). Mengingat Pramuka juga termasuk ekstrakurikuler wajib yang harus diikuti oleh siswa-siswi dibangku sekolah sejak diterapkannya Kurikulum 2013. Apa tujuannya? yang pasti, adalah untuk mendidik generasi yang siap mental dan tanggap terhadap berbagi masalah. Harapan tersebutlah yang muncul di setian batin para pembina Pramuka di suatu sekolah.

Sebagai contoh, kita ambil sampel kecil saja. 3 hari yang lalu, saya dan kawan-kawan Dewan Ambalan mendapat tugas untuk mengimbaskan ilmu/mengajar Pramuka di SD-SD. Padahal, hari itu adalah hari pertama sekaligus pertemuan pertama kami dengan mereka. Namun, antusias mereka sangatlah luar biasa. Bisa jadi, hal tersebut (rasa cinta terhadap Kepramukaan) telah ditanamkan sejak dulu oleh pembina mereka. Jadi, tak heran apabila hal tersebut terjadi.


Kami, hanya menulis sesuatu (sepertinya sebuah lagu). Dan dengan tanggap mereka menulis lagu tersebut tanpa disuruh sedikitpun! Wow! Ketika kami sarankan agar tidak menulis, mereka masih saja bersemangat untuk menulisnya. Mereka juga sangat menghargai orang yang berbicara di depan, walaupun yang berbicara itu masih belum terlalu tua, tetapi mereka tetap menghormati. Disitulah kadang terasa haru sekaligus bangga, pada generasi penerus bangsa yang belum tercemar budaya dari luar dan hal kotor itu. 

Ya, meskipun begitu. Bagaimanapun Pramuka juga pasti memiliki sisi positif negatifnya. Namun, kita sebagai anak bangsa yang baik dan taat, haruslah bisa untuk memilah dan mempertahankan sesuai keuntungan dan kerugian yang timbul.

Sekian dari saya, maaf apabila ada salah kata. Salam Pramuka! :)

3 komentar: